islamicreflection

salam jihad!!! para readers my bloq,.. mari kita sama sama membantu saudara kita semuslim yang ingin mengenal islam lebih dalam... please,.. luangkan sedikit waktu kita untuk mereka, sesibuk apapun kalian wassalam

Wednesday, March 26, 2008

SI KASLAN DAN KAKEK TUA


SI KASLAN DAN KAKEK TUA

Kaslan adalah seorang lelaki pemalas.
Dia tidak suka bekerja.
Kerjanya hanya melamun dan tidur. Dia hidup bersama istri dan anak anaknya yang masih kecil dalam kemiskinan dan kemelaratan.

Pada suatu hari, istinya menangis karena dia dan anak anaknya sudah terlalu menderita.
Istrinya meminta agar kaslan bekerja apa saja untuk mendatangkan rezeki yang halal.

Kaslan menjawab,
”jangan sedih istriku, sebentar lagi akan datang masanya kita menjadi kaya raya! Bersabarlah! Aku bermimpi menjadi kaya raya.”

Istrinya mencoba untuk bersabar sekali lagi. Namun, hari yang dijanjikan oleh Kaslan tidak datang juga.
Mimpi itu tidak kunjung datang, karena sehari hari Kaslan hanya tidur dan melamun.
Keluarga itu semakin miskin; perabot rumah habis terjual, dapur tidak mengepul, sudah beberapa hari ini tidak ada makanan.

Akhirnya, kesabaran sang istri habis.

Kemarahannya meledak,
”Tak ada gunanya menunggu dan menunggu! Apa langit menurunkan hujan emas? Kau harus pergi sekarang juga untuk mencari rezeki. Tanpa bekerja, mimpimu tiak akan pernah datang. Jika kau terus saja tidur dan diam di rumah, anak anak kita sebentar lagi akan mati kelaparan!”

Akhirnya, Kaslan memutuskan untuk pergi menemui orang bijak.
Dia hendak menemui seorang tua yang tekenal ahli ibadah dan ahli hikmah.
Dia juga akan menanyakan kepadanya, cara agar bisa lepas dari kefakiran dan bisa menjai kaya raya.

Kaslan menyiapkan pebekalan seadanya untuk perjalanan jauh.
Ia berjalan selama tiga hari.Di pinggir hutan, dia bertemu dengan serigala yang lemah dan kurus badannya.Agaknya serigala itu sedang sakit keras.

Serigala itu bertanya pada kaslan,
”Sobat, kau mau pergi ke mana?”

Kaslan menjawab,”Aku mau pergi menemui seorang syaikh ahli ibadah dan ahli hikmah untuk menanyakan cara agar bisa jadi orang kaya.”

Mendengar jawaban Kaslan, serigala itu berkata, ”Jika kau bertemu syaikh itu jelaskanlah padaku.
Lalu, tanyakan kepadanya cara agar aku bisa sembuh.
Kalau perlu, apa obatnya? Aku merasakan sakit yang tak terperikan di lambungku sejak tiga hari yang lalu.
Aku tidak bisa tenang sedikit pun, siang dan malam.”

”Baiklah, aku akan menjelaskan mengenai sakitmu ini pada syaikh itu,”jawab kaslan.

Lalu, Kaslan berjalan tiga hari lamanya.Di perjalanan, dia bertemu pohon apel.

Pohon itu bekata pada kaslan,
”Kau mau pergi ke mana,Sobat?”

Kaslan lalu menjelaskan keinginannya berjumpa dengan syeikh ahli hikmah.

Mendengar penjelasan Kaslan, pohon apel itu berkata,
”Aku ingin kamu mau menanyakan pada syaikh yang dekat dengan Allah itu, mengenai obat dari sakitku yan aneh. Ketika musim semi,seperti pohon pohon yang lain, aku juga berbunga. Namun, bunga itu berguguran semua, sehingga aku tidak bisa berbuah sama sekali.Tolong tanyakan pada syaikh itu, apa sebabnya dan apa obatnya?”

Kaslan menenangkan pohon itu.Dia berjanji akan menanyakan pada syaikh itu,cara agar bisa normal dan berbuah kembali.

Kemudian,Kaslan kembali melanjutkan perjalanan.di tengah jalan, dia menemukan danau kecil yang jernih airnya.Dia mencuci muka dan memandang ke dasar danau itu.

Tiba tiba ada seekor ikan yang menampakkan kepalanya ke permukaan air dan berkata,
”Hai sobat, kau mau ke mana?”

Kaslan lalu menjelaskan keinginannya untuk menemui syaikh ahli hikmah.

Mendengar hal itu, sang ikan berkata kepada kaslan,
”Sobat, sudah sebulan ini aku merasakan sakit yang tiada tara dalam tenggorokanku.Tolong tanyakan pada syaikh itu, apa obat untuk penyakitku?”

Kaslan tersenyum dan meyakinkan ikan itu, bahwa dia akan menanyakannya pada syaikh. Lalu, dia melanjutkan perjalanan.

Setelah tiga hari berjalan, Kaslan sampai pada sebuah taman yan ditumbuhi pepohonan dan bunga bunga indah.
Di tengah taman, ada sungai yang airnya mengalir jernih.Di samping sungai, ada gubuk papan yang antik.Di dalam gubuk itu ada seorang syeikh berjubah dan berjanggut putih,seadng khusyuk membaca alquran
.Kaslan memberi salam kepada orang tua itu.

”Apa yang kau inginkan Kaslan?” sapa syaikh itu setelah menjawab aslam.

Tentu saja, Kaslan terkejut bukan main.Dia belum memperkenalkan namanya, tetapi orang tua itu sudah tahu namanya.

”Bagaimana Syaikh bisa mengetahui namaku?” tanya Kaslan.

”Aku aalah orang yang kau cari, cepatlah katakan. Apa keinginanmu mencariku?”

”Aku datang kepadamu karena ingin menjelaskan keadaanku.Sejak lahir,aku ini fakir miskin.
Aku menikah juga dengan perempuan yang miskin.
Aku telah memiliki beberapa anak, namun tetap saja miskin.
Aku ingin Syaikh menjelaskan kepadaku, cara agar aku bisa kaya.
Atau, apakah Syaikh punya doa, agar aku jadi orang kaya? Aku ingin punya rumah mewah, makanan yang cukup, dan pakaian yang baik.
Dengan begitu, anak dan istriku bisa hidup senang.”

”Baiklah, akan aku jelaskan. Namun, sebelum aku jelaskan,apakah kau punya pertanyaan lain. Atau ada hal lain yang ingin kau katakan?”

”oh iya, Syaikh, hampir lupa. Dalam perjalanan aku bertemu dengan serigala yang kurus dan lemah, ia tersiksa karena sakit di dalam lambungnya. Ia menitipkan pertanyaannya padaku, apa sebab penyakitnya sekaligus obatnya,pada syaikh.
Lalu, aku bertemu dengan pohon apel yang selalu gugur bunganya, sehinga ia tidak bisa bebuah.
Pohon itu bepesan agar aku menanyakan sebab dan bagaimana bisa normal kembali. Terakhir, aku betemu dengan seekor ikan di danau yang mengaku sakit tengorokan selama sebulan ini.
Ia juga menitipkan pesan kepadaku agar syaikh memberitahukan obatnya.”

Syaikh itu membetulkan duduknya, lalu menjelaskan,
”Yang menyebabkan sakit pada tenggorokan ikan itu adalah sebutir intan yang tertelan olehnya dan menyangkut di dalam tenggorokannya.
Jika intan itu bisa dikeluarkan, maka ikan itu akan sembuh. Pohon apel itu selalu gugur bunganya sebelum menjadi apel, karena seonggok emas yang terpendam di bawahnya.
Emas itu menghalangi akar akarnya sehingga tidak bisa mencapai sari makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan bunga.
Jika emas itu dikeluarkan, maka ia akan normal kembali.
Ada pun serigala yan kurus kering dan sakit keras, obatnya adalah ia harus memakan lelaki yang malas dan tidak berguna bagi keluarganya.”

Lalu, kaslan bertanya tentang cara agar dirinya bisa kaya.

Syaikh itu hnaya menjawab,
”Impianmu akan menjadi kenyataan.Sudah,sekarang pergilah!”

Kaslan berjalan dengan hati gembira hingga sampai di danau. Ia bertemu dengan ikan yang tidak sabar menunggunya.

Kaslan berrkata,
”Syaikh ahli hikmah itu mengatakan bahwa yang menyebabkan sakkit pada tengorokanmu adalah sebutir intan yang tetelan olehmu.Jika intan itu dikeluarkan maka kau akan sembuh.”

Lalu, Kaslan hendak pergi.

Akan tetapi, ikan itu menghiba,
”Kaslan tolonglah kau kasihani aku, keluarkanlah intan ini dari tenggorokanku.Jika sudah kau keluarkan, kau boleh memilikinya!”

Namun Kaslan menjawab,
”Mengapa aku harus bercapek capek? Syaikh tadi mengatakan bahwa aku akan menjadi kaya! Aku tak ada waktu, selamat tinggal,Sobat!”

Kaslan terus berjalan hingga dia sampai di tempat pohon apel yang suah lama menungunya.
Pohon apel menanyakan jawaban yang disampaikan Syaikh itu.

Kaslan menjawab.
”Gugurnya bungamu sebelum menjadi apel adalah karena seonggok emas yang terpendam di bawah batangmu. Emas itu menghalangi akar akarmu sehingga tidak bisa mencapai sari makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan bunga.Jika emas itu dikeluarkan maka kau akan kembali normal.”

Kaslan ingin pergi, namun pohon itu bekata,
”Kaslan, jangan pergi dulu! Tolonglah aku, galilah dan ambillah emas itu untukmu agar aku bisa normal kembali!”

Kaslan hanya tersenyum dan menjawab,
”Aku tidak mau capek! Syaikh tadi mengatakan, impianku akan menjadi kenyataan! Aku tidak ada waktu. Aku harus cepat pulang.Selamat tinggal,Sobat.”

Pohon itu menangis. Namun, Kaslan tetap saja pergi meneruskan pejalanan. Akhirnya, dia berjumpa dengan serigala yang kurus.

Kaslan menjelaskan dengan singkat,
”Syaikh mengatakan,obatmu adalah memakan lelaki yang malas dan tidak berguna bagi keluarganya!”

Serigala itu berpikir sejenak, lalu berkata sambil memperlihatkan taringnya,
”Aha, aku tidak perlu mencari orang lain yang malas dan tak berguna bagi keluarganya.Orang itu telah ada di depanku.Kau datang dengan kedua kakimu untuk menjadi santapanku,kaslan.
Ayo, cepat kemari, lelaki pemalas dan egois!”

Kaslan ketakutan bukan main.Dia melompat dan langsung lari secepat kilat. Dia terus berlari sekencang kencangnya hingga akhirnya selamat dari kejaran serigala yang lemah itu.
Kaslan kelelahan dan duduk di atas batu sambil berpikir.

Dalam hati kaslan bekata,
”Serigala itu benar...aku emang pemalas! Aku tidak berhak untuk hidup...aku harus kembali ke hutan membantu pohon apel dan ikan malang itu!”

Kaslan sampai di danau dan memanggil ikan itu. Tidak lama, ikan itu menongolkan kepalanya.

”Mengapa kau kembali ke sini,Kaslan ?” tanya ikan itu.

”Aku ingin membantumu,ayo bukalah mulutmu!” kata Kaslan.

Ikan itu membuka mulutnya.Kaslan mambantu mengeluarkan intan itu dengan menggunakan jarinya.

Setelah intan itu berhasil dikeluarkan,sang ikan mngucapkan teimakasih dan berkata.
”Ambillah intan itu untukmu,Kaslan.”

”Tidak, aku tidak akan mengambil intan itu.
Aku tidak mau menjadi kaya tanpa usaha.Aku akan bekerja keras!”

Lalu, Kaslan pergi ke tempat pohon apel.

Pohon apel itu terkejut dengan kedatangan Kaslan, ”Mengapa kau kembali menemuiku,Kaslan?”

”Aku ingin membantumu mengeluarkan emas yang menghalangi akarmu agar kau normal kembali,”
jawab Kaslan.

Dia lalu menggali dan mengeluarkan emas itu.

Pohon apel mengucapkan terima kasih dan berkata,
”Ambillah seluruh emas ini untukmu,Sobat!”

”Tidak! Aku tak mau mengambilnya untuk diriku. Aku akan mengambilnya untuk aku bagikan semua kepada fakir miskin. Aku akan bekerja dan makan dengan hasil keringatku sendiri!”
jawab Kaslan tegas.

Pohon itu tersenyum menengar jawaban Kaslan.

Akhirnya, Kaslan sampai di gubuknya.

Istrinya bertanya,
”Apakah kau sudah bertemu syaikh?Bagaimana caranya agar kita kaya?”

”ya istriku, aku sudah bertemu. Aku harus giat bekerja dan tidak malas. Aku harus bemanfaat bagi keluarga dan orang sekitar. Aku akan membuka semak belukar di belakang rumah kita menjadi ladang. Aku juga akan mulai berjualan kecil kecilan di pasar!”jawab Kaslan.

Seketika itu, istrinya bersujud syukur kepada Allah dan berkata dalam sujudnya,
”Subhanallah wal hamdulillah, segala puji bagimu, ya Allah yang telah memberi hidayah pada suamiku!”

Lalu, istrinya mengusulkan kepada suaminya,
”Suamiku,sebaiknya namamu mulai sekarang diubah saja.Tidak usah memakai nama kaslan lagi,sebab Kaslan itu artinya pemalas.Bagaimana kalau diubah menjadi Juhdan saja, yang artinya kerja keras?”

”Ya,aku setuju. Mulai sekarang, namaku Juhdan.”

Sejak itu,Juhdan yang asal mulanya bernama Kaslan,giat bekerja. Dalam waktu yang tidak lama, dia susah menjadi orang yang bekecukupan. Dia memiliki kebun yang luas dan subur. Dia juga memiliki sejumlah toko di pasar.Bukan Cuma itu, dia dicintai oleh penduduk yang ada di sekitarnya,sebab dia pemurah dan suka menolong orang yang kesusahan.

^^ Comment pliz ^^
White.lope@yahoo.com


MANUSIA PALING PEMURAH


MANUSIA PALING PEMURAH

Pada permulaan Islam, tepatnya pada aman sahabat, sambil diniatkan i’tikaf, orang orang berkumpul di sekitar kabah. Mereka saling berbicara tentang kebaikan.

Suatu hari,ada tiga orang yang berdebat mengenai orang manusia paling dermawan di antara kaum muslimin.

Orang pertama berkata,”Manusia paling pemurah adalah Abdullah bin ja’far.”

Orang kedua berkata,”Tidak bisa, manusia paling pemurah adalah Arabah AL-Ausi”

Orang ketiga berkata,”kalian berdua keliru, manusia paling pemurah adalah Qaish bin Sa’ad.”

Tiga orang itu berselisih sengit.Suara mereka meninggi.Orang pertama kembali mengatakan dengan suara tegas,
”Abdullah bin Ja’far paling pemurah!”

Orang yang kedua membantah,”Tidak bisa,Arabah AL-Ausi lebih pemurah!”

Orang ketiga tidak terima,”Tak bisa disangkal, banyak orang mengatakan Qaish bin Sa’ad manusia paling pemurah!”

Perdebatan mereka bertiga menarik perhatian banyak orang.Akhirnya, ratusan orang mengelilingi mereka bertiga.Orang orang itu ingin mengetahui apa yang mereka perdebatkan.

Setelah tahu duduk persoalannya, mereka memberi saran,
”Sebaiknya, kalian temui satu persatu ketiga orang yang kalian anggap pemurah itu.Ujilah mereka.Setelah itu, kembalilah ke sini.Beritahukan apa yang kalian saksikan, biar kami yang memutuskan siapa yang paling pemurah.”

Saran itu disetujui oleh ketiga lelaki itu.
* * *
Lelaki petama pergi ke rumah Abdullah bin Ja’far.Dia bertemu Abdullah di depan rumahnya.Saat itu,Abdullah sedang bersiap hendak menunggang untanya dan pergi ke kebunnya.

Lelaki petama berkata kepada Abdullah,
”Wahai anak paman Rasulullah,aku seorang Ibnu Sabil,aku tidak mempunyai keluarga.”

Seketika itu,Abdullah bin Ja’far turun dari untanya dan berkata,
”Naiklah unta ini. Ia menjadi milikmu. Ambillah kantong dan isinya yang ada di punggung unta itu.Ambil pula pedang ini.Ini adalah pedan Ali bin Abi Thalib.”

Lalu, lelaki pertama kembali ke makkah dan membuka kantong yang ada di punggung unta.Ternyata, kantung itu berisi pakaian dan uang dinar emas, yang sangat banyak, juga pedang milik Ali bin Abi Thalib.”

Lelaki kedua pergi ke rumah Qais bin Sa’ad.Saat itu,Qais sedang tidur. Dia ditemui oleh pembantunya.

Dengan ramahnya,sang pembantu bertanya,
”Qais sedang tidur.Apa yang kau inginkan?”

Dia menjawab,”Aku Ibnu Sabil,tidak punya keluarga.”

Pembantu Qais berkata,”Ambillah kantong ini.Di dalamnya ada tujuh ratus dinar.Itu adalah semua harta yang aku miliki.Biarlah, nanti aku beritahukan hal ini kepada tuan Qais.”

Lalu, pembantunya itu mengajaknya ke kandang unta dan meminta agar lelaki itu untuk mengambil seekor unta yang disukainya.

Setelah mengambil seekor unta,lelaki itu mengucapkan terima kasih kepada si pembantu, lalu pergi menuju Masjidil Haram.

Ketika Qais bangun, pembantunya itu mengabarkan perihal lelaki tadi kepadanya.Qais senang dengan apa yang telah dilakukan oleh pembantu itu.ia berterima kasih dan menganti uang tujuh ratus dinar yang diberikan kepada lelaki yang baru datang tadi.

Lelaki kedua sampai ke kabah dengan membawa unta dan uang sejumlah tujuh ratus dinar.

Lelaki ketiga pergi ke rumah Arabah.
Dia menjumpai Arabah di depan rumah, saat Arabah hendak pergi ke masjid.
Arabah adalah seorang yang buta.ia bergantung kepada seorang yang budak yang membantunya mengantar ke masjid.

Lelaki ketiga itu berkata,
”Hai Arabah,Aku Ibnu Sabil, adn aku tidak punya keluarga.”

Seketika, Arabah menjawab,
”Ambillah, budakku ini,dia satu satunya harta yang aku miliki.”

Setelah memberikan budaknya, Arabah berjalan dengan meraba raba pada dinding menuju masjid.
Sementara,lelaki ketiga membawa budak yang didapatnya dari Arabah ke Kabah.

Orang orang berkumpul di sekeliling tiga orang itu. Mereka menceritakan apa yang mereka alami satu persatu.

Bagaimanakah akhirnya orang orang itu memutuskan? Siapakah yang paling pemurah?

Orang orang mengatakan,
”Tiga orang itu sangat pemurah, tetapi Arabah adalah yang paling pemurah dan paling dermawan.
Dia memberikan semua harta yang dimilikinya.
Padahal, dia sangat memerlukannya,yaitu budak yang menuntun jalannya.”

^^ Comment pliz ^^
White.lope@yahoo.com


Tuesday, March 25, 2008

PEMUDA PENAKLUK SYAHWAT


PEMUDA PENAKLUK SYAHWAT

Dikota Madinah, ada seorang pemuda yang selalu shalat berjamaah bersama Umar bin Khatab ra. Jika anak muda itu tidak datang ke masjid, Umar pasti menanyakannya. Anak muda itu santun dan tampan.

Setiap pergi ke masjid, anak muda itu harus melewati beberapa rumah penduduk.Di antaranya ada rumah yang dihuni oleh seorang gadis cantik. Gadis itu sering melihat pemuda yang setiap hari pulang dan pergi ke masjid. Pemuda itu sama sekali tidak tahu kalau ada seorang gadis cantik yang selalu memerhatikan, bahkan diam diam mencintainya.

Karena tidak mampu lagi membendung rasa cintanya, gadis itu menceritakan perasaannya kepada kaum wanita yang ada di rumahnya.

Seorang wanita tua berkata,”Aku akan membuat tipu daya agar kau mendapatkannya.”

Lalu, wanita tua itu duduk di pinggir jalan.Ketika pemuda itu lewat untuk shalat jamaah seperti biasanya, wanita itu memanggilnya.
Ia berkata kepadanya, ”Nak, aku ini perempuan tua.Aku memiliki kambing di dalam rumah.Aku ingin minum susu, tetapi aku tidak kuat lagi memeras susunya.Apakah kau bisa menolongku?”

Pemuda itu mengiyakan.Dia pun masuk ke dalam rumah untuk memeras susu.Sampai di dalam rumah, ia tidak menemukan kambing.Dia menemukan seorang gadis cantik setengah telanjang yang serta merta ingin memeluknya. Pemuda itu menghindar. Gadis itu terus merayu dan mengajaknya melakukan perbuatan maksiat yang dilarang Allah Swt. Pemuda itu tetap tidak mau.Gadis itu berteriak minta tolong. Ketika orang orang berdatangan memenuhi teriakan gadis itu. Gadis itu bilang kalau pemuda itu mengajaknya berbuat tidak senonoh dan hendak memperkosanya.

Seketika, orang orang memukulinya beramai ramai, lalu mengikat pemua itu.Mereka menyeretnya untuk menghadap Umar bin Khatab.

Begitu sampai di hadapan Umar, Umar pun kaget melihat wajah pemuda itu, dalam hati berdoa,”Ya Allah, jangan kau buat prasangka baikku kepada pemuda ini salah!”

Orang orang menceritakan masalahnya, sebagaimana dikatakan gadis itu. Umar lalu menoleh pada pemuda yang sudah babak belur itu.Pemuda itu menceritakan apa yang dialaminya.

Umar bertanya,”Apakah kau bisa mengenali wanita tua yang minta tolong kepadamu itu?”

Pemuda itu menjawab,”Ya, aku bisa mengenalinya.”

Lalu, Umar mengumpulkan seluruh wanita kota Madinah .Wanita yang dikehendaki tidak ada di antara mereka. Tak lama setelah itu ada wanita tua lewat.

Pemuda itu spontan berkata, ”Itu dia wanita yang memperdayaiku!”

Umar memberi perintah agar wanita itu menghadap. Begitu ada di hadapannya, umar melepaskan jubah luarnya dan menyelimutkannya pada tubuh wanita.

Lalu, Umar berkata,”Ayo katakanlah dengan jujur padaku, apa yang sebenanya yang terjadi. Apa yang kau lakukan pada anak muda ini?”

Wanita tua itu akhirnya menceitakan hal yang sesungguhnya, dia tidak berani bebohong. Apa yang dikatakan wanita itu persis sepeti yang diceritakan pemuda itu.

Seketika itu, Umar berkata,”Segala puji bagi Allah yang menjadikan orang yang mirip dengan Nabi Yusuf di tengah tengah kita.”



DI MANA ALLAH?

DI MANA ALLAH?

Padang pasir membentang luas. Matahari bersinar menyala seolah hendak membakar ubun ubun kepala. Di sebuah jalan yang membelah padang pasir, tampak seseorang berjubah putih sedang berjalan kelelahan.Orang itu tak lain adalah Abdullah bin Umar ra, salah seoang sahabat Nabi Muhammad saw, yang terkenal kealiman (tinggi ilmu) dan kezuhudannya (sederhana).Dia sedang bejalan keluar dari Madinah menuju Makkah untuk beribadah di Baitullah.

Berkali kali Abullah bin Umar ra menghentikan langkahnya sesaat, untuk meminum seteguk air pebekalannya. Namun sayang, kantong airnya telah keing kerontang. Dia benar benar kehausan.ia melihat ke sekelilingnya, siapa tahu ada orang Badui atau pengembala yang bisa memberinya seteguk air penawar dahaga. Namun, sejauh mata memandang, yang dia temukan hanyalah warna kecoklatan samudera pasir.

Dia tetap bersabar dan terus berjalan, sampai akhirnya matanya menangkap beberapa titik titik hitam dan putih di kejauhan sana; di balik bukit pasir. Hatinya merasa lega, berkali kali dia mengucapkan syukur alhamdulillah. Dia yakin, titik hitam dan putih itu adalah manusia. Abullah terus melangkahkan kaki untuk mendekati titik hitam dan putih itu. Ketika sudah dekat, perkiraannya tidak meleset. Titik titik hitam dan putih itu adalah seoang pengembala dan kambing kambingnya.

Ketika Abdullah bin Umar ra sudah berada tak jauh dari pengembala itu, tiba tiba terlintas dalam benaknya untuk menguji pengembala itu. Dia ingin tahu, apakah ajaran islam telah sampai ke tengah padang pasir yang terpencil jauh itu? Dia juga ingin tahu, apakah pengembala itu telah menerima ajaran suci yang dibawa Nabi Muhammad saw?

Setelah mengucapkan salam, Abullah bin Umar berkata kepada pengembala yang masih bocah itu,”Hai bocah, aku ingin membeli seekor kambing yang kau gembalakan ini. Bekalku sudah habis.”

”Maaf Tuan, aku hanyalah seorang budak yang bertugas mengembalakan kambing kambing ini. Aku tidak bisa menjualnya. Ia bukan milikku tapi milik majikanku. Aku tidak diberi wewenang untuk menjualnya,” jawab pengembala kambing itu.

”Ah, itu masalah yang mudah. Begini, kau jual seekor saja kambing gembalaanmu padaku. Kambing yang kau jaga ini sangat banyak, tentu sangat sulit bagi pemiliknya untuk menghitung jumlahnya.Atau, kalau pun dia tahu ada seekor kambingnya tidak ada, bilang saja telah dimangsa serigala padang pasir.Mudah sekali, bukan?Kau pun bisa membawa uangnya,”Bujuk Abdullah bin Umar ra dengan wajah yang tampak serius.

”Lalu, di mana Allah? Pemilik kambing ini memang tidak akan tahu dan bisa dibohongi, tetapi ada Dzat yang Mahatahu, yang pasti melihat dan mengetahui apa yang kita lakukan. Apa kau kira Allah tidak ada?” jawab pengembala itu mantap.

Sungguh, jawaban itu membuat Abdullah bin Umar tersentak kaget.

”Aku tidak diberi kuasa oleh pemilik kambing ini untuk menjualnya. Aku hanya diperbolehkan mengembalakannya dan meminum air susunya ketika aku membutuhkannya dan memberi minum para musafir yang kehausan,” sambung pengembala itu.

Dia berkata begitu sambil berjongkok, memerah susu seekor kambing ke dalam sebuah mangkuk. Begitu penuh berisi susu, ia memberikannya pada Abdullah bin Umar.

”Minumlah Tuan, kulihat anda kehausan.Jika masih kurang, bisa tambah. Jangan kuatir, susu ini halal. Allah tahu itu halal sebab pemiliknya menyuruh aku untuk membei minum musafir yang membutuhkan,” kata pengembala itu dengan tutur kata yang halus dan ramah.

Abdullah bin Umar menerima mangkuk berisi susu itu dengan hati terharu. Dia minum sampai rasa hausnya hilang. Setelah itu, ia mohon diri.

Di jalan, dia tidak bisa menyembunyikan tangisnya, teringat kata kata pengembala itu,”Di mana Allah Apakah kau kira Allah tidak ada?”

Abdullah bin Umar menangis mengingat bahwa seorang pengembala ternyata memiliki rasa takwa yang begitu dalam. Dia memiliki kejujuran yang tinggi. Hatinya menyinarkan keimanan. Akhlaknya sungguh mulia. Ajaran Rasulullah saw terpatri dalam jiwanya. Abdullah bin Umar terus melangkahkan kaki sambil bercucuran air mata.

Lalu, Abdullah bin Umar mencari kampung terdekat dan menanyakan, siapakah tuan dari sang pengembala kambing itu?

Begitu berjumpa, Abdullah bin Umar langsung membeli budak itu dan langsung memerdekakannya.

Seorang manusia yang jujur dan memiliki rasa ketakwaan kepada Allah yang begitu tinggi tidaklah sepatutnya menjadi hamba sahaya manusia. Dia hanya pantas menjadi hamba Allah swt.


Monday, March 24, 2008

MALAIKAT DAN TIGA LELAKI CACAT

MALAIKAT DAN TIGA LELAKI CACAT


Ada tiga lelaki bertemu. Semuanya cacat. Lelaki pertama, terkena penyakit belang; kulitnya dipenuhi bercak bercak putih. Lelaki kedua, botak; kepalanya tidak ditumbuhi sehelai rambut pun. Sedangkan lelaki ketiga, buta; kedua matanya tidak bisa melihat apa apa.

Lelaki yang terkena penyakit belang, berdoa kepada Allah,”Ya Allah, ya Tuhanku, sembuhkanlah aku dari penyakit belang yang menutupi kulitku dan membuat buruk rupa serta bentukku ini.”

Lelaki botak tidak mau kalah.Dia menengadahkan tangannya ke langit dan berdoa,”ya Allah, Ya Tuhanku, sembuhkanlah diriku dari penyakit botak ini. Tumbuhkanlah rambut di atas kepalaku sebagaimana manusia pada umunya.”

Tak ketinggalan, lelaki buta juga berdoa,”Ya Allah, ya Tuhanku, sembuhkanlah diriku dari kebutaan dan jadikanlah mataku bisa melihat sebagaimana manusia lainnya.”

Pada waktu doa itu dipanjatkan, ada malaikat turun dari langit. Malaikat itu menjelma dalam bentuk seorang lelaki yang berwajah tampan bercahaya. Dia diutus oleh Allah Swt untuk menguji ketiga lelaki tadi.

Lalu, sang malaikat mendekati ketiga lelaki.ia menanyai mereka satu persatu, ihwal apa yang mereka minta, serta harta apa yang paling mereka sukai.

Lelaki berkulit belang berkata,”Aku minta tubuhku berbentuk indah dan berkulit bersih mulus.Harta yang aku sukai adalah unta.”
Lelaki botak berkata,”Kalau aku, minta rambut lebat dan hitam, yang membuat indah kepalaku.sedangkan harta yang paling kuinginkan adalah sapi.”

Lelaki buta menyahut,”Adapun aku, aku berharap Allah berkenan menyembuhkan mataku dan mengembalikan penglihatanku.Harta yang aku suka adalah kambing.”

Setelah mendengar itu semua, malaikat mengusap kulit si belang dengan tangannya.Seketika itu juga, kulitnya berubah menjadi indah seperti yang diminta nya.Lelaki itu pun mendapatkan seekor unta yang sedang hamil tua.

Lalu, malaikat mengusap kepala lelaki botak itu. Tiba tiba, rambut yang hitam lebat telah menghiasi kepala yang tadinya botak.Lantas, malaikat itu memberinya seekor sapi yang seang hamil tua.

Terakhir, sang malaikat mengusap mata lelaki buta. Mata itu sembuh dan bisa melihat seketika.Lalu, malaikat itu juga memberinya kambing yang sedang hamil tua.

* * *
Waktu terus bergulir.Hari hari telah berlalu, dan tahun telah berganti tahun. Ketiga lelaki itu hidup dalam kemakmuran dan kecukupan. Mereka semua menjadi orang kaya yang terpandang dan dihormati orang. Lelaki pertama memiliki ratusan unta. Lelaki kedua, sapinya telah beranak pinak tak terhitung jumlahnya.Sementara itu, lelaki ketiga memiliki kandang kambing yang banyak jumlahnya.

Allah ingin menguji ketiga lelaki itu. Ia mengirim kembali malaikat yang dulu penah dikirim untuk menyembuhkan mereka.Kali ini, malaikat itu menjelma sebagai lelaki miskin, pakaiannya kumuh dan compang camping.

Mula mula, malaikat itu pergi menemui lelaki pertama dan bekata,”Aku minta padamu, dengan nama Allah yan memberimu tubuh indah dan harta melimpah, aku minta engkau berkenan memberiku bekal untuk melanjutkan perjalanan.”

Lelaki pertama menjawab,”Ini hartaku.Aku warisi dari kakekku.Aku banyak urusan.Pergilah, tak ada bagian untuk pengemis kumuh dan pemalas sepertimu!”

Malaikat itu pun pergi meninggalkan lelaki pertama dan beranjak menuju lelaki kedua dan berkata,”Aku minta padamu, dengan nama Allah yang memberimu rambut indah dan harta melimpah, sudilah kiranya kau membantu yang miskin ini dengan sedikit kenikmatan yang ada paamu?”

Lelaki kedua menjawab,b

Malaikat itu pun pergi meninggalkannya untuk menemui lelaki ketiga.

Setelah bertemu, dia berkata,” Aku minta padamu dengan nama Allah, Tuhan yang mengembalikan penglihatanmu, berilah aku seekor kambing saja dari yang kau punya, agar aku bisa minum susunya dalam pejalanan.”

Lelaki ketiga menjawab,”Ya, aku dulu memang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Sebagai rasa syukurku, ambillah berapa kambing yang kau suka dan sisakan sebagian. Demi Allah aku tidak akan menghalangimu untuk menikmati rezeki yang telah dikaruniakan Allah kepadaku.”

Malaikat itu berkata,”Hartamu akan tetap menjadi milikmu. Allah Swt telah menguji kalian betiga.Allah memberikan ridha Nya padamu,karena kamu mau mensyukuri nikmat dan mau menyedekahkan sebagian rezeki yang diberikan Allah padamu. Namun, Allah murka pada dua temanmu yang meningkari nikmatNya dan tidak mau bersedekah.Kini, mereka berdua kembali seperti sedia kala, yang satu kulitnya kembali belang dan hartanya lenyap, dan yang satunya lagi kembali botak dan miskin, tidak memiliki apa apa.”

”...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat ku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih.” (QS ibrahim [14]:7)



Sunday, March 23, 2008

JUJUR ITU SURGA

JUJUR ITU SURGA
Di pinggir kota Makkah, pada zaman ulama salafush shalih dahulu, ada seorang lelaki miskin yang hidup dengan keluarganya.Lelaki itu bernama Amin. Meskipun miskin, Amin adalah orang yang jujur dan baik hati.

Suatu hari, dia mencari makanan di dapur. Perutnya terasa sanat lapar. Dia mengganjal perutnya. Akan tetapi, sungguh malang, dia tidak mendapatkan apa apa.
Bahkan, roti kering dan garam pun tidak ada. Amin bergegas membuka pintu hendak keluar rumah.

“Suamiku, apakah kau akan meninggalkan kami dalam kelaparan tanpa makanan?” tanya istrinya sambil menggendong anaknya yang sedang sakit panas.

“aku akan pergi ke kabah untuk thawaf dan shalat di sana. Aku akan berdoa agar Allah membuka pintu pintu rezeki kita,” jawab Amin lembut.
Amin melangkahkan kaki pergi ke kabah.

Sesampainya di sana, dia thawaf tujuh putaran. Lalu, dia shalat dua rakaat di depan Maqam Ibrahim.Setelah itu, Amin berdoa dan menangis di Multazam, yang terletak antara Hajar Aswa dan pintu Kabah. Dalam doanya, ia meminta kepada Allah agar diberi kemudahan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
* * *

Hari itu, Masjidil haram penuh oleh jamaah haji.
Begitu selesai thawaf, shalat dan berdoa,Amin melangkahkan kaki menuju sumur zam zam untuk minum.Dia minum sekenyang kenyangnya,sebagaiman diajarkan oleh Baginda nabi.
Air zam zam lah yang selama itu setia mengisi perutnya  yg lapar.Lalu, dia melangkah, beniat hendak keluar masjid dan pulang.
Baru beberapa langkah, kakinya menyenggol sesuatu. Amin berhenti dan melihat apa yang diinjaknya. Tenyata, sebuah kantong itu. Setelah dibuka, kantong itu tenyata beisi uang dinar emas yang tidak sedikit jumlahnya.Lalu, Amin membawa uang itu ke rumahnya dengan hati berbunga bunga.
Begitu sampai di rumah, ia berkata pada istrinya dengan wajah gembira,
” lihat istriku, apa yang aku peoleh hari ini? Lihatlah, aku membawa kantong penuh berisi uang dinar emas!”
”Dari mana kau dapatkan kantong berisi uang sebanyak itu? Istrinya langsung menyahut.
”Aku menemukannya di dalam masjidil Haram,” jawab Amin.
”Kalau begitu, cepat kau letakkan kembali kantong itu di tempatnya semula. Itu bukan uang milik kita.Itu harta orang lain.Orang yg kehilangan hartanya itu, saat ini pasti sedang sedih.Kantong yang kau temukan itu adalah amanah. Ayolah, cepatlah kau kembalikan kantong itu pada tempatnya.Kita harus jujur dan amanah.Lebih baik aku dan anak anakku mati kelaparan daripaa makan rezeki yang tiak halal!” ucap istrinya tegas.

Amin terkejut mendengar pekataan istrinya itu. Dia terhenyak sesaat. Namun, perlahan dia tersadar dan merasakan bahwa apa yang iucapkan istrinya itu benar. Kantong itu bukan miliknya.Itu milik orang lain.
Dia tidak berhak memilikinya.
”Benar! Ini adalah Amanah. Aku harus mengembalikkannya kepaa pemiliknya,” kata nuraninya.
Amin pun lantas teringat namanya. Ah, namanya saja Amin. Amin berarti orang kaya yang dapat dipercaya;orarng yang bisa menjaga amanah.Dia harus benar benar seorang Amin seperti akhlak Baginda Nabi.Seketiku itu juga dia langsung melangkah menuju masjidil Haram.
* * *
Begitu sampai di dalam masjid, Amin mendengar seorang jamaah haji memakai pakaian ihram , beteriak keras,”Wahai hamba Allah sekalian, wahai jamaah haji, wahai para tetamu Allah,apakah di antar kalian ada yang menemukan kantong hijau milikku?”
Amin mendekat, lalu bertanya pada orang yang berteriak itu, ”Apakah kau tahu apa isi kantong itu, Tuan Haji?”
”Ya aku tahu, di dala kantong hijau itu beisi uang seratus lima puluh dinar,” jawab lelaki itu.
Mendengar jawaban itu, Amin yakin bahwa pak haji inilah pemilik kantong itu.
Dia mengeluarkan kantong itu dari balik bajunya dan memberikannya pada lelaki itu seraya berkata,”kau benar,ambillah kantong ini! Inilah barang yang kau cari cari itu.”
Pak haji menerima kantong itu dengan wajah cerah. Dia lalu menghitung isinya.Tenyata, isinya masih utuh, tidak berkurang astu keping pun.
Setelah itu, pak haji mengajak Amin duduk i tempat yang agak sepi an berkata,”Sauaraku, kantong ini sekarang menjadi milikmu, masih ada satu kantong lagi berisi seribu dinar untukmu.”
Amin terkejut mendengar perkataan lelaki itu.
Dengan nada bingung dia betanya,”Bagaimana ini? Aku memberikan kantongmu,lalu kau malah bilang itu jadi milikku? Bahkan, kau menambahkan satu kantong lagi beisi seribu dinar?Aku sama sekali tiak paham maksudmu,Tuan haji.”
Pak haji menjawab,”Harta ini diberikan kepadaku oleh seorang lelaki beriman dari mesir. Dia mewasiatkan kepadaku, agar meletkkan sebagiannya i dalam Masjidil Haram.Jika aa seseorang yang menemukannya dan dengan jujur dia mengembalikan kepaaku, aku disuruh memberikan seluuh harta ini kepaanya.”
Amin takjub menengar perkataan lelaki tua itu.
Lalu dia bertanya,”Tetapi, mengapa lelaki beriman dari Mesir itu memintamu untuk melakukan hal tadi?”
Pak haji menjawab,”Dia menginginkan sedekahnya sampai ke tangan orang yang jujur dan amanah. Kamu telah mengembalikan kantong itu dengan penuh amanah. Siapa pun yang bisa menjaga amanah, berarti dia bisa dipercaya.Orang seperti itu, selain makan, ia juga akan bersedekah dengan apa yang ada padanya.Oang seperti itu tidak akan mementingkan dirinya sendiri.Dengan demikian seekah lelaki beiman dari Mesir itu akan diterima Allah Swt.
Akhirnya, pak haji itu benar benar memberikan dua kantong uang kepaa lelaki miskin bernama Amin itu. Dengan hati penuh rasa syukur kepada Allah,Amin pulang sambil membawa seribu seratus dina emas. Dia menyerahkan uang itu kepaa istrinya tercinta sambil menjelaskan jalan ceritanya.
”Nah, sekarang, uang ini halal bagi kita. Ayo, kita membeli makanan dan pakaian anak anak kita.Jangan lupa,sedekahkan sebagian uang itu kepada orang orang yang memerlukannya,? Kata istrinya lembut.
”Akan segera aku lakukan, Istriku,” jawab Amin.
Dia lalu begegas ke luar rumah.Di halaman rumahnya, dia besujud syukur.Keningnya langsung menyentuh tanah.
Dalam sujufnya, dia membaca tasbih dan berdoa,”Alhamdulillah, segala puji bagimu yaAllah, yang telah memberikan seorang istri shalihah kepaaku. Segala puji baiMu ya Allah, yang telah mengalirkan rezeki seemikian banyak kepadaku. Segala puji bagiMu ya Allah,atas segala nikmat yang engkau karuniakan kepadaku.”
Setelah itu,Amin pergi ke pasar dan membagi bagikan sedekah kepada fakir miskin.Dia semakin sadar bahwa dengan meninggalkan rezeki haram,Allah menggantinya dengan reeki yang halal,dan jauh lebih banyak.Amin semakin yakin akan ajaran Rasulullah bahwa kejujuran aalah pintu menuju surga; surga di dunia dan di akhirat.




Saturday, March 22, 2008

Tiga Lelaki Berjiwa Malaikat


 TIGA LELAKI BERJIWA MALAIKAT

Malam hari raya Idul fitri telah tiba.Kota Damaskus terang benderang oleh cahaya lampu beraneka warna. Takbir bergemuruh terdengar membahana.
Alam sebuah rumah yang sedehana, seorang wanita berjilbab putih berkata kepada suaminya,

”Abu Abdillah suamiku, besok hari raya. Anak kita tidak memiliki pakaian baru seperti anak anak tetangga lainnya. Ini semua disebabkan tindakan borosmu!”
”Aku tidak boros, aku hanya menginfakkan hartaku dalam kebaikan dan demi membantu orang2 miskin yang membutuhkan.Ini bukan suatu pemborosan, Ummu Abdillah,” jawab sang suami.

”Baiklah, kumohon sekarang, tulislah surat dan kirim kepada salah seorang sahabatmu yang baik hati an ikhlas, agar meeka menyisihkan sebagian hartanya kepada kita. Jika keadaan kita membaik, InsyaAllah akan kita ganti.”

Abu Abdillah emiliki dua teman karib yang berhati ikhlas.Mereka bernama Hamdi dan Usmah. Mendengar permintaan istrinya itu, dia segera meunlis surat.Lalu, dia membeikan surat itu kepada pembantunya agar membawanya ke tempat sahabatnya,Hamdi.Kemuian, pembantunya itu pergi ke tempat hamdi dan menyerahkan surat yang ditulis oleh tuannya.
Hamdi membaanya dengan seksama.Dia segera tahu bahwa sahabatnya yang pemurah sedang dadlam kesempitan dan kesusahan karena tidak memiliki apa apa.
Hamdi berkata kepada utusan Abu Abillah,
”Aku tahu tuanmu telah menginfakkan semua hartanya alam kebaikan.Ambillah kantong ini dan katakan kepada tuanmu, hanya inilah harta yang aku miliki paa malam hari raya ini.”

Pembantu Abu Abdillah bergegas kembali kepada tuannya dan menyerahkan kantong pemberian Hamdi itu.Abu abdillah membuka kantong itu.Ternyata, isinya uang seratus dinar.
Dia berkata kepada istrinya dengan penuh gembira,
”Ummu Abdillah, lihat ini,Allah telah mengantarkan seratus dinar kepada kita.”

Sang istri pun gembira dan berkata pada suaminya,
”cepatlah pergi ke pasar untuk membelikan pakaian dan sandal baru untuk anak anak kita. Juga jangan lupa membeli angin dan makanan.”

Pada saat Abu Abdillah bersiap siap hendak pergi ke pasar, terengar seseoang mengetuk pintu.Abu abdillah membuka pintu. Ternyata, yang atang adalah pembantu usamah, sahabatnya.Pembantu Usamah itu datang dengan membawa surat minta pertolongan kepaa Abu Abillah agar dia berkenan meminjami uang untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo. Tanpa berpikir panjang,Abu Abdillah langsung menyerahkan kantong beisi uang seratus dinar yang ada di tangannya, kepada pembantu usamah. Dia menyerahkan semuanya, tanpa mengambil satu dinar pun.
”Katakan pada Usamah, tuanmu. Segera lunasi hutangnya malam ini juga",
 pesan Abu Abdillah paad pembantu itu.
Mengetahui hal itu, terang saja Ummu Abddillah marah kepaa Abu abdillah yang lebih mementingkan sahabatnya daripaa anak anaknya.

”Kau ini tega melihat anak kita bersedih dan kelaparan. Kalau pun kau mau membantu Usamah, menapa tiadk setengah dari uang itu saja?Mengapa kau berikan semuanya?” ucap ummu Abdillah sewot.

Sang suami menjawab,
”Temanku meminta petolongan bagaimana mungkin aku tiak memberinya? Aku juga tidak tahu apakah uang di kantong itu cukup untuk melunasi hutangnya, atau tidak?”

Ummu Abdillah terdiam dan beristighfar untuk meredam kejengkelannya kepada sang suaminya yang terlalu baik kepada orang lain itu.
* * *
Beberapa jam kemmudian, teengar orang mengetuk pintu.Abu Abdillah membuka pintu.Dia kaget bukan kepalang.Ternyata, yang atang adalah sahabatnya, Hamdi.Seta merta dia memeluk dan menyambut denan hangat, lalu mempersilakannya masuk.
Setelah uduk, Hamdi berkata,
”Aku datang untuk bertanya kepadamu tentang kantong ini.Apakah ini kantong yang aku kirim kepadamu dan di dalamnya ada seratus dinar?”
Abu Abdillah mengamati kantong itu penuh seksama.

Dengan nada kaget, dia berkata,
”ya..ya..benar.. ini adalah kantong itu.ceitaknlah kepadaku, Hamdi, bagaimana kanton ini bisa kembali lagi kepadamu?”

Hamdi lalu berceita,
”Ketika pembantumu datang kepadaku membawa suratmu.Aku berikan kantong itu, dan itu adalah satu satunya harta yan aku punya.Karena aku tidak punya tidak punya apa apa lagi, maka aku langsung minta bantuan Usamah.Betapa terkejutnya aku ketika Usamah memberikan kantong berisi seatus dirham, yang tidak lain adalah kantong yang aku kirimkan kepadamu tanpa kurang astu dinar pun.Aku takjub, untuk lebih yakin, aku betanya padamu, benarkah ini kantong yang aku kirimkan kepadamu? Untuk itu, aku datang ke sini untuk menguak rahasia ini.”

Abu Abdillah tetawa dan berkata,
”Usamah lebih mengutamakan kamu dari pada dirinya, dan memberikan kanton itu, sebagaimana kamu lebih mengutamakan diriku daripada dirimu sendiri,Hamdi.”

”Dan kamu lebih mengutamakan Usamah atas diimu dan keluargamu.Apa pendapatmu,Abu Abdillah,jika kita bagi uang ini bertiga?”
kata Hamdi sambil tersenyum.
Abu Abdillah menjawab,”Barakallahu fika, semoga Allah memberkahimu,Hamdi.”
Akhirnya,uang seratus dinar itu dibagi tiga.

* * *
Kiash keluhuran budi tiga lelaki ini, didengar oleh khalifah.Subhanallah,sang khalifah pun sangat tersentuh ketika mendengarnya.Ternyata, masih aa di antar umat Nabi Muhammad saw yang berjiwa mulia, laksana malaikat.Khalifah langsung memberi perintah kepada benadhara negara untuk memberi haiah kepada tiga lelaki berjiwa malaikat itu, masing masing sebesar sepuluh ribu dinar.
Begitu meneima uang dari Khalifah,Abu Abdillah langsung sujud syukur lalu menemui isstrinya dengan muka berseri seri,”Ummi Abillah, sekarang lihatlah, apa pendapatmu,apakah Allah menelantarkan kita?”
Sang istri menjawab dengan mata berkaca kaca,”tiak suamiku.emi Allah,Dia Maha Pemuah,Dia tidak mungkin menelantarkan kita.Bahkan,Dialah yang melimpahkan rezekiNya kepada kita, dengan tiada putusnya.”
”sekarang kau tahu,istriku..bahwa menginfakkan harta di jalan Allah adalah bisnis yang pasti keuntungannya dan tidak akan rugi selamanya.”


Ahlan W a Sahlan

Welcome..!

Google

hmm,..black blue nd red

hmm,..black blue nd red
its me

call me a.R.y

My photo
Jakarta, indonesia, Indonesia
simple,.. nothing special